A. PENGERTIAN GLOBALISASI
a)
Pengertian
globalisasi
Menurut
kamus Bahasa Inggris Longman Dictionary of Contemporary English, mengartikan
global dengan concerning the whole
earth”. Sesuatu hal yang berkaitan dengan dunia, internasional, atau
seluruh alam jagat raya. Sesuatu hal yang dimaksud adalah berupa masalah,
kejadian, kegiatan atau bahkan sikap. Jadi
global memiliki pengertian menyeluruh, ketika dunia ini tidak lagi dibatasi
oleh batas negara, wilayah, ras, warna kulit dan sebagainya.
Globalisasi juga mengandung
pengertian proses. Istilah globalisasi saat ini menjadi sangat populer karena
berkaitan dengan gerak pembangunan Indonesia, terutama berkaitan dengan sistem
ekonomi terbuka, dan perdagangan bebas. Dengan kata lain, globalisasi adalah
proses penduniaan, artinya segala aktivitas diperhitungkan untuk
kepentingan dunia. Ini disebabkan oleh saat ini tidak ada lagi suatu bangsa yang homogen dan statis.
Setiap bangsa berkembang berkat interaksi dengan bangsa lainnya. Kita harus terbuka dengan
dunia luar, tetapi
kita harus tetap kokoh dengan akar budaya bangsa kita.
Globalisasi mempunyai dampak baik positif maupun negatif.
b) Sejarah
Lahirnya Globalisasi
Kemuculan globalisasi menyentuh segala aspek kehidupan
manusia. Salah satu aspek kehidupan yang mendapat terpaan globalisasi yang
paling kuat adalah aspek ekonomi (Dollar, David 2007). Menjelang tahun 1980-an
hingga 1990-an, dunia tercengang saat negara-negara berkembang (China dan India)
yang sebelumnya menutup diri dari dunia luar, justru membuka pintu ekonomi ke
dunia luar, yang ditunjukkan dengan aktivitas ekspor. Globalisasi ekonomi ini
terus meluas dan meningkat drastis dalam kurun 20-30 tahun terakhir, dan terus
berkembang berkat kerjasama ekonomi di antara negara-negara sekawasan seperti
Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) yang menerapkan sistem pasar tunggal untuk
Eropa; North American Free Trade Area (NAFTA)
di kawasan Amerika Utara; ASEAN Free
Trade Area (AFTA) di kawasan Asia Tenggara; dan Closer Economic Relations
(CER) yang merupakan kerja sama ekonomi antara Australia dan Selandia Baru dan
yang lainnya.
c)
Ciri-ciri
Globalisasi
1.
Globalisasi perlu didukung oleh kecepatan informasi,
kecanggihan teknologi, transportasi dan komunikasi yang diperkuat oleh tatanan
organisasi dan manajemen yang tangguh.
2.
Globalisasi
telah melampaui batas tradisional geopolitik. Batas tersebut saat ini harus
tunduk pada kekuatan teknologi, ekonomi, sosial politik dan sekaligus
mempertemukan tatanan yang sebelumnya sulit dipertemukan
3. Adanya saling
ketergantungan antarnegara.
4. Pendidikan
merupakan bagian dari globalisasi. Penyebaran dalam hal gagasan, pembaruan dan inovasi dalam struktur, isi dan metode
pendidikan dan pengajaran sudah lama terjadi yang menunjukkan
globalisasi. Ini telah lama terjadi melalui literatur, atau kontak antar pakar
dan mahasiswa.
Menurut
Emil Salim (Mimbar, 1989) mengemukakan ada empat bidang kekuatan yang membuat
dunia menjadi semakin transparan yaitu,
1. Perkembangan
IPTEK yang semakin tinggi
2. Perkembangan bidang
ekonomi yang mengarah pada perdagangan bebas
3. Lingkungan
hidup,
4. Politik
B. KESADARAN GLOBAL
Kesadaran global merupakan salah satu yang
akan membekali kita dalam memasuki era globalisasi. Mengetahui tentang
globalisasi diharapkan dapat mengubah sikap dan pandangan yang semula
berpandangan ke-Indonesiaan menjadi pandangan yang lebih luas yaitu keduniaan.
Apabila kita sudah memiliki wawasan dan pandangan yang demikian luas, berarti
kita sudah memiliki perspektif global.
Guru harus mampu menangkap trend (kecenderungan)
globalisasi yang demikian hebat. Kesadaran global membuat guru berupaya untuk mempersiapkan
diri sebagai guru global.
Selanjutnya Hoopes
(1997) menjelaskan bahwa Pendidikan Global
memiliki 3 tujuan yaitu:
1) Pendidikan Global memberikan pengalaman yang mengurangi rasa kedaerahan dan kesukuan. Tujuan ini dapat dicapai
melalui mengajarkan bahan dan menggunakan
metode keragaman budaya. Pendidikan
Global memberikan pengalaman yang mempersiapkan siswa untuk mendekatkan diri dengan keragaman global. Kegunaan dari tujuan ini adalah untuk mendiskusikan tentang perbedaan
budaya dan keutamaan etika, agama, dan budaya bangsa.
2) Pendidikan
global memberikan pengalaman tentang mengajar siswa untuk berpikir tentang
mereka sendiri sebagai individu, sebagai warga suatu negara, dan sebagai
anggota masyarakat dunia (global citizen).
3) Pendidikan
global mempersiapkan masa depan siswa dengan memberikan keterampilan analisis
dan evaluasi yang luas. Keterampilan ini akan membekali siswa untuk memahami
dan memberi reaksi terhadap isu internasional dan antarbudaya. Pendidikan
global juga mengenalkan siswa dengan berbagai strategi untuk berperan serta
secara lokal, nasional dan internasional. Mata pelajaran harus menyajikan informasi
yang relevan untuk meningkatkan kemampuan
terlibat dalam pencaturan
kebijakan publik. Oleh karena itu, Pendidikan Global mengaitkan isu global
dengan kepentingan lokal.
C.
KETERAMPILAN GLOBAL GURU ABAD 21
Guru harus mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi dalam masyarakat
yang berkembang sangat cepat pada era globalisasi ini, maka guru perlu belajar
berkarya. Guru memerlukan pengetahuan akademik dan terapan, dapat menghubungkan
pengetahuan dan keterampilan, kreatif dan adaptif, serta mampu
mentrasformasikan semua aspek tersebut ke dalam keterampilan yang berharga.
Berikut adalah kemampuan yang harus dimiliki seorang guru:
1)
Keterampilan Berpikir Kritis
Keterampilan
berpikir kritis mencakup kemampuan mengakses, menganalisis, mensintesis
informasi yang dapat dibelajarkan, dilatihkan dan dikuasai (Redecker et. al.,
2011). Keterampilan berpikir kritis juga menggambarkan keterampilan lainnya
seperti keterampilan komunikasi dan informasi, serta kemampuan untuk memeriksa,
menganalisis, menafsirkan, dan mengevaluasi
bukti.
Dalam rangka
mengetahui bagaimana mengembangkan berpikir kritis pada diri seseorang, Ennis
dan Norris mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kritis dikelompokkan ke dalam
5 langkah yaitu:
a) Memberikan
penjelasan secara sederhana (meliputi: memfokuskan pertanyaan, menganalisis
pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan),
b) Membangun
keterampilan dasar (meliputi: mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya
atau tidak, mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi),
Menyimpulkan (meliputi: mendeduksi
dan mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil
induksi, membuat dan menentukan nilai pertimbangan),
c) Memberikan penjelasan lanjut (meliputi: mendefinisikan istilah dan pertimbangan definisi dalam tiga dimensi,
mengidentifikasi asumsi),
d) Mengatur strategi
dan taktik (meliputi: menentukan tindakan, berinteraksi dengan orang lain).
2)
Kemampuan menyelesaikan masalah didasarkan
kepada metode pemecahan masalah (problem
solving). Menurut Wina Sajaya (2006), metode pemecahan masalah terdiri dari
beberapa langkah yaitu:
a)
Merumuskan masalah, yakni kemampuan dalam menentukan
masalah yang akan dipecahkan.
b)
Menganalisis masalah, yakni langkah meninjau
masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.
c)
Merumuskan hipotesis, yakni langkah dalam merumuskan
pemecahan masalah berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
d)
Mengumpulkan data, yakni langkah untuk mencari
informasi dalam upaya pemecahan masalah.
e)
Pengujian hipotesis, yakni langkah untuk merumuskan
kesimpulan sesuai dengan penerimaan
dan penolakan hipotesis yang diajukan.
f)
Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yakni
langkah menggambarkan rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan
3)
Komunikasi dan Kolaborasi
Kemampuan komunikasi mencakup
keterampilan dalam menyampaikan pemikiran dengan jelas dan persuasif secara
oral maupun tertulis, kemampuan menyampaikan opini dengan kalimat yang jelas,
menyampaikan perintah dengan jelas, dan dapat memotivasi orang lain melalui
kemampuan berbicara. Kolaborasi dan kerjasama tim dapat dikembangkan melalui
kemampuan berbicara.
Kolaborasi dan kerjasama tim dapat
dikembangkan melalui pengalaman yang ada di dalam sekolah, antar sekolah, dan
di luar sekolah. Keterampilan komunikasi dan kolaborasi yang efektif disertai
dengan keterampilan menggunakan teknologi dan sosial
media akan memungkinkan terjadinya kolaborasi dengan kelompok-
kelompok internasional. Menurut Rosyada
(2017), salah satu kompetensi yang harus dicapai melalui pendidikan adalah
memiliki kompetensi dalam komunikasi global, bisa menggunakan bahasa yang bisa
difahami oleh masyarakat dunia, baik komunikasi verbal, maupun tulisan, baik dalam aspek
reading, maupun writing,
sehingga bisa menjadi
bagian penting dalam sebuah
perusahaan industri, jasa atau lainnya.
4)
Kreatifitas dan Inovasi
Kreativitas
menurut Mulyasa (2005),
adalah kemampuan untuk
menemukan dan menciptakan sesuatu hal yang baru,
cara-cara baru, model
baru yang berguna
bagi siswa dalam
proses belajar. Dijelaskan juga, hal baru itu tidak perlu
selalu sesuatu yang sama sekali
tidak pernah ada sebelumnya,
tetapi kreativitas adalah upaya menemukan
kombinasi baru, hubungan baru, konstruk
baru yang memiliki kualitas yang berbeda dengan keadaan sebelumnya.
Jadi, hal baru itu adalah sesuatu yang bersifat inovatif.
Guilford
(dalam Munandar, 2009) mengemukakan ciri-ciri dari orang kreatif antara lain:
a) Kelancaran
berpikir (fluency of thinking), yaitu
kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang
secara cepat. Dalam kelancaran
berpikir, yang ditekankan adalah kuantitas, dan bukan kualitas.
b) Keluwesan
berpikir (flexibility), yaitu
kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau
pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah
dari sudut pandang
yang berbeda-beda, mencari
alternatif atau arah yang berbeda-beda, serta mampu
menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran. Orang yang kreatif
adalah orang yang luwes dalam berpikir.
Mereka dengan mudah dapat meninggalkan cara berpikir lama dan menggantikannya
dengan cara berpikir yang baru.
c)
Elaborasi (elaboration),
yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek,
gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
d) Originalitas (originality), yaitu
kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli
5) Literasi Media Informasi,
Komunikasi, dan Teknologi
Guru
yang berkemampuan literasi media adalah guru yang mampu menggunakan
keterampilan proses seperti kesadaran, analisis, refleksi dan aksi untuk
memahami pesan alami yang terdapat pada media.
Kerangka
literasi media terdiri atas kemampuan
untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan pesan dalam berbagai bentuk
media, menciptakan suatu pemahaman dari peranan media pada masyarakat, dan membangun keterampilan penting dari informasi
hasil penyelidikan dan ekspresi
diri. Sementara kemampuan literasi ICT mencakup kemampuan mengakses,
mengatur, mengintegrasi, mengevaluasi, dan menciptakan informasi melalui
penggunaan teknologi komunikasi digital. Literasi
ICT berpusat pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi dalam mempertimbangkan informasi, media, dan teknologi di lingkungan sekitar. Jadi, terdapat beberapa
keterkaitan antara tiga bentuk literasi yang meliputi literasi komunikasi
informasi, media dan teknologi. Penguasaan terhadap ketiga keterampilan tersebut
memungkinkan penguasaan terhadap
keterampilan dan kompetensi lain yang diperlukan untuk
keberhasilan kehidupan di abad ke-21 (Trilling & Fadel, 2009).
Amazing....tidak ada suatu keberhasilan tanpa proses.secara teori mungkin semua guru sudah mengetahuinya tentang pendidikan global ini. Bahkan dengan adanya kurikulum 13 hampir semua guru sudah mendapatkan bimtek ttg pendidikan abd 21. Kendalanya adalah untuk mengaplikasikanya itu. Butuh ketekunan dan keuletan terutama dalam pengembangan ICT. kita ingin berusaha untuk memajukan dari skala minoritas saja guru PAI. untuk mengumpulkannya itu sangat sulit. Kadang yang datang mereka yg aktif dan sudah mengenal ICT. Yang lainya nihil
BalasHapusPertanyaanya adakah cara yang lebih efektif untuk pengembangan pendidikan global ini supaya guru2 bisa melek IT.....
Saya sendiri masih belum mampu untuk itu
Mohon pencerahannya...syukron